berawal dari tradisi liburan keluarga pasca idul fitri, idul fitri tahun lalu terasa sedikit berbeda. papa mengajak kami untuk mengunjungi gua safar wadi, di daerah pamijahan jawa barat. selain gua di sana juga terdapat makam syekh abdul muhyi, yakni tokoh penyebar agama islam di daerah jawa barat, di tulisan ini, saya tidak akan menceritakan sejarah ataupun biografi syekh Abdul Muhyi.namun ingin berbagi cerita mengenai pemandangan yang saya lihat di daerah pamijahan tersebut. Pamijahan berada di daerah tasik malaya. Daerah yang masi kental adat sundanya. Perjalanan dari bandung ke pamijahan memakan waktu yang lama lewat jalan darat, tapi terbayar dengan pemandangan sekitar yang menyejukan mata.. hutan yang masi asri.. sesampainya di pamijahan pemandangannya tidak asing, seperti tempat zairah pada umumnya. Tempat parkir umum yang tersedia, gersang, dan sesak toko disekitarnya. Gang kecil bergapura putih dengan plakat peringatkan “Dilarang merokok, menunggang kuda, dll (maaf lupa) didaerah ini” lebih dari 3 pantangan tertera di plakat. Menarik!
pemandangan menarik juga tertangkap sepanjang mata memandang, kiri kanan jalan setapak. Semua rumah yang berderet rempet terasnya bergelar toko cendra mata atau makanan khas tasik malaya.. wiihh
memasuki kawasan utama, kami dipersilahkan terlebih dulu bertemu dengan sesepuh di desa itu, untuk bersilahturahim dan menyampaikan tujuan dari kunjungan kami. Hal yang menarik adalah kami ditanya mau meminta apa ke sana.. maka papa bilang kami hanya ingin mengetahui sejarah atau napak tilas Syekh Abdul Muhyi, dan mendoakan pada penyebar agama Islam yang ada di sana. Lalu kami diberi, satu set keranjang yang isinya buku tuntunan dzikir, sejarah pamijahan, minyak wangi, serta semacam gantungan dari kulit yang isinya doa dari bahasa sunda bertuliskan huruf arab (entah itu apa...??).
hampir semua rumah pintunya terbuka begitu saja hingga ruang tamu terlihat jelas..dan hampir semua ruang tamu pun tidak ada yang menggunakan kursi. Hanya tikar saja yang tergelar sederhana.
Memasuki rumah guide (kekerenan guide.. pedahal biasa dipanggil kuncen). Oke,, memasuki rumah kuncen.. kami sekeluarga disambut oleh keluarga besar lain yang ternyata dari balikpapan juga (wihh.. ternyata kami waiting list..)
Akhirnya giliran kami tiba. Lagi lagi decak kagum tak terhenti ketika memasuki gua Safar Wadi setelah meniti puluhan anak tangga. Celah masuk gua yang sempit memaksa untuk benar-benar perlahan dan hati-hati melewatinya. Licin. Batunya berlumut, lembab dan basah.
Sang kuncen memulai sholawat dan puji pujian untuk nabi kita, Muhammad Saw. Suasana berubah menjadi menegangkan, karena semakin kedalam. Penerangan hanya pada lampu minyak yang ditenteng bapak kuncen..
Subhanallah.. walaupun penerangan yang terbatas tapi jelas dalam pandangan stalaktid yang indah dengan kontur bebatuan yang menakjubkan. Didalam gua kami diajak berkeliling sambil diceritakan sejarah Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan ini. Ruang yang pertama kami kunjugi adalah tempat berzikir syekh dan sahabatnya, ruangannya nampak seperti setengah lingkaran bola, Benar-benar takjub, karena ruangan itu bukan buatan manusia.. Ruang kedua yang kami kunjugi adalah mushola, tempat sholat berjamaah syekh dan pada sahabat disitu juga ada mimbar yang langsung terbuat dari batu gua yang melekat pada dasar gua.
Berjalan lagi, kami menemukan tempat penyimpanan makanan atau dapur, lalu ada juga semacam rak buku, tempat penyimpanan buku dan kitab. Dasyatnya semua terbuat dari batu-batu gua yang memang sudah menyatu dengan lantai gua. Ada juga pada pada langit – langit goa yang rendah terdapat cekungan-cekungan menyerupai cawan yang orang sebut itu “cekungan topi haji”. Katanya kalau pengunjung mencoba menempelkan kepala pada langit-langit itu dan pas dengan lingkar kepala pengunjung, maka ia akan naik haji. Hm.. benar?? Aamin aja deh dulu... perjalanan diteruskan sampai kami disuguhkan mata air sejuk yang menyembul dari diding gua. Subhanallah.. katanya lagi kalau kita cuci muka dengan air itu akan awet muda (^.^) dan tidak sedikit orang yang membawa air itu dengan botol mineral sebagai air doa. Itu adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di dalam gua. perjalanan pulang kami disuguhi pemandangan bagian dari langit gua yang nampak melintang dengan permukaan rata dan rapih seperti batu yang dipotong oleh teknologi manusia. Dari gua kami masih harus berjalan menuruni anak tangga. Jangan heran kalau selama perjalanan pulang pengunjung dibuntuti oleh anak-anak kecil yang meminta kemurahan hati pengunjung untuk berbagi rezeki. Sediakan koin 500 atau 200 rupiah yang banyak.. karena anak-anak itu jumlahnya banyak dan berebut. Hari menjelang malam, semakin banyak orang yang datang untuk berzairah ke makam Syekh Abdul Muhyi.
Rasa penasaran menumbangkan ketakutan aku untuk ikut papa, kaka, dan adik menuju makam Syekh Abdul Muhyi. Sampai disana ternyata, sejauh mata memandang, semua orang sedang mengaji di sekitar makan , tapi... tapi ada yang mengganjal. Setiap sudut ada air dari dalam gua yang pengunjung bawa dan disimpan didekat makam sambil berdoa.. untuk dijadikan air doa.. astagfirullah.. inilah yang mengganjal dihati.. tidak mau suuzdan.. tapi memang kenyataannya demikian. Tidak sedikit yang kesana untuk maksud tertentu (berdoa untuk kepentingan sendiri) pedahal kata papa itu nggak baik “hehe” berdoa hanya ke Allah.. tanpa perantara apapun.. itu yang sangat disayangkan. Tempat bersejarah yang menakjubkan seperti Gua Safar Wadi dan makam Syekh Abdul Muhyi seharusnya menjadi wisata rohani, dimana kita dapat mengetahui sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa dan bagaimana perjuangan Syekh Abdul Muhyi, serta mendoakan mereka agar amalan ibadah mereka diterima disisi Allah, karena lewat merekalah kita mengenal Islam di tanah jawa.. ^^
Dan satu yang aku suka dari kehidupan sosial disana..warga sekitar yakin rezeki itu nggak akan tertukar.. itu terealisasikan dari para pedagang yang tak pernah khawatir barang dagangannya dicuri, bahkan pada malam hari barang dagangan mereka tidak diamankan, hanya ditutup plastik saja. Hidup aman, tentram dan damai.. legowoooo.. ^^ very nice!
sekali-sekali coba wisata rohani... rame ternyata..
Recommended place! ^^, v
No comments:
Post a Comment