LIFE IS GIVING

"Terjatuh itu artinya kau kan bangkit, sakit itu artinya kau kan sembuh, dan hidup itu artinya kau kan mati... "

March 23, 2015

Sepintas

Bertemu banyak macam manusia dengan berbagai karakter, lingkungan yang berbeda dengan tabiat asliku, memaksa diri untuk berpikir realistis, teringat sebuah  kata-kata. "Merealisasikan idealisme di tengah realita yang ada tak semudah membalikan telapak tangan" unik.. tapi menarik :)



namanya setelah namaMu


PERNAH DULU.. namanya setelah namaMu

Penyesalan memang selalu berada di akhir. Itu kata kata yang cocok untuk  ku kala itu. Meski serapih apapun hati ini coba ku kelola agar cintaku padanya tak melebihi cintaku padaNya, tetap saja ketika janji manusia ini dia dustai, terasa rasa sakit yang menyeluruh di lerung hati.. memang tak ada ikatan di antara kita.. tapi aku terlanjur menaruh namamu setelah namaNya.. modalku hanya percaya, sabar dan doa. Percaya pada Allah bahwa dia yang baik untuku, bahwa Dia sudah menunjukan jalanku. Bersabar, sabar atas rasa cinta yang semakin besar, sabar atas perbaikanmu dan perbaikanku. Berdoa, jika memang dia baik untuku, dekatkan hati hati kami karena Mu, namun jika dia bukan terbaik, tunjukan kami jalan masing masing yang terbaik.

Harusnya aku tidak kecewa.. jika akhirnya doa itu terkabul, meski tidak seperti yang diharapkan..
ya Allah.. aku telah salah menuliskan namanya setelah namaMu.. maafkan aku.

KEGAGALAN ITU APAKAH SUATU TAKDIR?





Pernahkan membayangkan menjadi seorang yang disetiap moment paling beharga dalam hidupnya menjadi moment paling menyedihkan.. disaat semua orang tersenyum dan berbahagia.. disaat itu harus kulukis senyum dengan kepedihan hati.
Ketika dulu aku sekuat tenaga mengejar 10 besar UN tertinggi di SMP. Ingin ku persembahkan hadiah itu untuk orang tuaku. Aku gagal... aku gagal dan tekalahkan oleh kecurangan orang lain. Maka ku hapus air mataku dan kutelan rasa pedih itu. Aku sadar mereka kecewa. Aku hanya bisa diam.

Ketika aku sekuat tenaga memasrahkan dengan segala ikhtiarku pada Allah dengan harapan dapat sekolah di SMA terbaik di bandung, dan berdoa setiap saat. Tidak mengapa aku jauh dari orang tua asalkan itu dapat membanggakan orang tuaku. Sekali lagi aku gagal. Karena peraturan baru itu membuat aku masuk ke sekolah yang sama sekali awalnya tidak aku harapkan. Lagi-lagi disaat yang lain menangis suka cita karena dapat masuk di SMA yang diidamkan.. aku menangis sejadi-jadinya semalaman.. aku menangis karena lagi-lagi aku belum bisa memberikan hadiah pada orang tuaku. Dan karena aku harus mengorbakan banyak hal untuk bersekolah di bandung, “jauh dari keluarga” Sekali lagi aku sadar mereka kecewa. Apa yang bisa aku lakukan? Aku diam.

Ketika SMA aku berjuang.. memberikan nilai terbaik.. memberikan prestasi terbaik. Tapi ternyata tidak mudah, jatuh bangun aku mengumpulkan semangat dan kepercayaan diri dengan sedikit kemampuanku yang ternyata sangat jauh di bidang akademik. Lagi – lagi aku gagal. Gagal masuk ke universitas negeri seperti yang diharapkan orang tua..  untuk kesekian kalinya aku sangat sadar mereka lagi – lagi kecewa. Apa lagi yang bisa aku lakukan? Hanya airmata dan diam.

Ketika kurenungkan dan kuhibur diri yang nelangsa ini, inikah takdir.. inilah nasib.. ini sudah dituliskan.. aku masih ingin berupaya memberikan yang terbaik di bidangku.. ya.. aku ingin menjadi juara umum di angkatanku..menggantikan semua kekecewaan yang telah kuukir.. namun pada hari itu.. hari yang paling membahagiakan bagi wisudawan/ti.. aku bersedih karena aku kembali gagal memberikan hadiah itu... aku hanya jadi yang kedua, tanpa penghargaan sedikitpun dari fakultas.. setidaknya untuk membuat orang tuaku bangga.. hari paling berharga itu seketika tidak menjadi penting lagi untuku. Karena rasa kecewaku lebih besar.. kali inipun aku gagal lagi membuat mereka bangga.. akupun kembali terdiam.

Saat inipun aku bergusar hati.. karena impianku memberikan lulus tepat waktu menjadi dokter gigi hilang sudah.. rencana yang kususun rapih sekuat tenaga menjalankannya demi lulus tepat waktu gugur sudah.. hanya karena satu dosen yang enggan untuk diskusi akhir. Alhasil aku harus mengambil perpanjangan 3 bulan lagi.. ya.. lagi lagi dan lagi untuk kesekian kalinya... mereka akan kecewa.... apa yang bisa kulakukan?

Ada apa dengaku? Apa yang salah? Haruskah aku menyerah.. ?? ini sungguh melelahkan....
Maka untuk kali ini, berusaha menjadi anak yang baik, berbakti dan patuh adalah upaya paling pas..  Karena aku sadar.. hanya itu yang bisa aku lakukan.. sebelum aku dapat memberikan hadiah itu.. membanggakan kedua orang tuaku...
Apakah kamu pernah gagal? Apakah ada sesuatu yang selalu kamu ikhtiarkan lantas selalu gagal juga? Ahh.. lagi – lagi setiap orang yang aku ceritakan demi mendapatkan menyejuk hati pada akhirnya selalu berkata “sabar. pasti ada hikmahnya..”

Hal ini selalu membuat aku merenung dan bertanya... apa maksudnya Allah? Apakah Allah berkehendak seperti ini karena jika terkabul keinginanku maka aku akan menjadi orang yang sombong dan tidak bersyukur, atau mungkinkan Allah senang melihat ikhtiar2ku hingga selalu aku dibuatNya terus berikhtiar.. aahh.. apapun Alasan Allah.. inilah yang disebut takdir... ketika ikhtiar dan doaku sudah ku kerahkan.. Allah jua yang menentukan

Menyesal melewati itu semua ? bisajadi menyesal tetapi ternyata disetiap tetes air mata inilah aku bisa merasakan hadirNya.. yang Maha Lembut dan Maha Kasih Sayang..

Apakah aku harus menyerah dan lelah...? semoga tidak! Hingga kudapati orang tuaku bangga padaku.. mungkin bukan kemarin, bukan saat ini... karena bisa jadi nanti... ya! bisa jadi nanti mereka bangga padaku... di kehidupan mendatang yang kekal. Dan aku sedang berusaha mewujudkannya dari sekarang hingga akhir hayatku..

so... keep trying
        keep reaching
        keep dreaming
        keep walking with Allah

and for now.. i will keep smiling :))

February 10, 2015

Berteman dengan gelap




Entah apa dan bagaimana melukiskan denata yang sekarang

Entah harus apa dan seperti apa untuk mengungkapkan kebingunganya

Dia hanya hilang arah. Terbiasa berlari kecil mengejar detik detik demi sampai tujuan yang berpacu dengan tetesan lilin yang semakin meredup

Kini dia dalam gelap. Lilin yang senantiasa menerangi langkah kecilnya kini sudah habis. Karena waktu yang mamakanya

Sejak awal dia tau. Waktu yang akan menghianatinya. Tapi denata tak peduli. Karena gelappun dapat menjadi temanya.

Kini dia berjalan dalam gelap. Hanya intuisi sebagai ciptaanNya yang akan kembali kepadaNya yang akhirnya akan menunjukan tujuan dan citanya

Dia teringat janjiNya. Bahwa akan ada seseorang yang membawakan cahaya agar tidak lagi sendiri dalam gelap untuk mencapai tempatNya. Namun kapan dan dimana dia belum tau.

Ia hanya yakin bahwa masa itu pasti datang. Dan ketika masa itu tiba, Denata akan tersenyum manis penuh kelegaan dan rasa bersyukur :)

Bumi Allah. 11.2.15